Bismillah Bersama Si Hijau

Setelah lama bersembunyi di balik alasan tidak adanya laptop, akhirnya hari ini alibi itu tak lagi bisa digunakan :')

 Telah lelah rasanya suami memotivasi saya kembali menulis, bahkan tak jarang sampai membujuk-bujuk. Kadang saat saya mengungkapkan sesuatu lintasan pikiran, beliau tiba-tiba bersorak "bagus tuh dek kalau diolah jadi tulisan." Dan saya tak pernah terlalu serius menanggapi hingga akhirnya zainudin pun lelah :-D


Kini tak boleh lagi ogah-ogahan menulis hanya karena ketiadaan laptop karena dia sudah kembali dalam pelukan. Notebook hijau yang selalu setia menemani saat zaman kuliah dulu, alhamdulillah dia sudah ikutan terbang ke Makassar. Ada rasa rindu, terharu, menggebu-gebu campur aduk jadi satu.
Doakan ya shalihin shalihat, agar hari saya makin produktif bersamanya...

Banyak hal terlewatkan, semuanya pergi tanpa ada jejak tulisan. Kontemplasi yang terlalu lama juga tak baik. Karena waktu terus berpacu dan usia terus melaju. Semoga untaian kata di sini bisa menjadi sesuatu, sesuatu yang hanya ditujukan pada Dia Yang Satu.

Bismillah

Kenangan Trimester Pertama

Sumber Gambar : Playstore
Tulisan ini kemarin saya posting di facebook.
naah, apa latar belaakang munculnya tulisan ini ? awalnya ada teman yang anaknya sudah hampir 1 tahun, berbagi pengalaman kehamilannya dulu. Namanya hamil dan itu kehamilan pertama,, jadi kondisi psikologis bener-bener sedang labil. Bagaimana seringnyaa omongan temen yang kadang cuma celetukan biasa terpahami sebagai sesuatu yang merusak mood di kala hamil. Belum lagi babies blue pas awal-awal melahirkan.

Daaaan saya pun berbagi tentang kisah ini. Maksud dan tujuan awalnya adalah agar kalau ada omongan sekitar yang kita rasa kurang pas di hati, coba direnungi lagi..introspeksi diri lagi. Bisa jadi kita saja yang lagi sensi.. Masak iya, contohnya, temen saya itu usia anaknya sudah mau 1 tahun, tapii masih saja menyimpan rasa sensi yang dulu waktu hamil ituu. Sudahlah yuk dilupakan :)

Itu sih, maksud saya. Sama sekali tak ada keinginan untuk misalnya menjelek-jelekkan kesukuan tertentu. Sebenernya masalah ibu hamil begini bisa terjadi di manaa saja.
 

Mohon maaf yang setulus-tulusnya kalau ada teman-teman yang merasa postingan kemarin mengarah ke SARA. Sedikit pun ga ada maksud begitu. Semoga bisa saling memaafkan, aamiin

"Saat orang lain salah paham tentang dirimu, sedangkan engkau tak mampu menjelaskannya. Maka satu hal yang mungkin mampu menghiburmu : sesungguhnya aku tidak akan dihisab oleh Allah karena prasangkamu, tapi akan diadili olehNya atas kenyataan perbuatanku"

 ini dia postingannya dipindah ke sini. Sayang kalau dihapus. Semoga maksud dan tujuan yang murni untuk kebaikan bisa sampai ke sidang pembaca semua ya..



Duduk di ruang makan (pantry) kantor, ditanya seorang Ibu: "umurmu brpa waktu menikah, widya?"
"23 kurang sedikit Buk.."
"Sama kayak saya, tapi saya dulu langsung hamil hihihi.."

Tersenyum kecut saja menanggapi Ibu, walaupun hati dan pikiran saya menerawang jauh memikirkan apa tafsiran kalimat terakhir Ibu ini. Hmm, apa karena saya belum hamil setelah 2 bulan menikah? Memang harus langsung hamil ya, kan kami-saya dan suami- masih baru kenal. Hehehe ya sudahlaaah~

Satu setengah bulan setelah kejadian itu, saya sering mual dan pusing di kantor. Mungkin karena kondisi fisik yg tidak enak, hati jadi makiiin peka.

"Widya, kamu jangan pusing terus. Saya dulu waktu hamil bisa ttp main badminton, lari2 lapangan bola" Ibu satu

"Saya ga pernah yg namanya pusing waktu hamil, sehat terus. Makan juga kuat" ibu satunya di lain hari saat nafsu makan saya bermasalah

Puncaknya saat pening dan berat sekali kepala, lalu istirahat tidur.. Ada yg mendorong-dorong kursi dengan keras. Saya sontak terbangun, disambut seruan si ibu "kau itu jangan manja"

Waduh..sepertinya ada yg luka di dalam hati meƱdengar ucapan selantang itu. Tiba2 meleleh sudah mata saya yang hari sebelum-sebelumnya hanya kaca.

Kadang tak jarang pulang dg tangisan berderai, tumpah di hadapan pak suami. Tapi ya akhirnya di sinilah kita naak (sambil elus perut)..berusaha memahami tafsiran terbaik dari sikap, ucapan lingkungan kita. Banyak introspeksi diri juga.
Mungkin maksud mereka baik, kita yang trlalu perasa. Biar kita kuaat.. Hayuk anakku sayang, bantu ibumu lebih tangguh. Selalu husnuzhan, dan tetap semangat.

I think positive, I get positive things.. Kata seorang Mb, writing is healing. Ditiru y mb, terapi menulis untuk mengobati hati. Walau gerimis juga menuangkan ini, tapi lega insya Allah.
Ah iya, kalau ada yg salah sama kita..kata seorang mb itu juga, jangan biarkan dipahat dalam. Maafkan, maafkan, maafkan :)
Siapa sih di dunia ini yg ga punya salah, iya kan? ^^

Cuma seringkali memaafkan itu butuh waktu :')
Tadi masih di masjid tempat shalat gerhana, banyak ibu-ibu yg menenangkan anaknya. Saya masih menunda pulang karena merasa sedikit pegal. Memang ya faktor usia, kakinya gampang capek :"D
Sedikit menunda pulang ini saya memperhatikan sekitar, ibu-ibu yg mengelus anaknya. Anak yg tadi rewel ditinggal shalat oleh ibunya.

Saya jadi merenung lagi..Ibu. Saat Ibu yg senang sekali main badminton di kantor, mengatakan: "kalau ada makanan yg sudah sampai di mulutku, lalu diminta anakku..pasti akan saya berikan.."
Begitukah ibu?

"Makanya kita ga boleh durhaka sama ibu, widya, susah toh jadi Ibu itu?" Kata Ibu lain
Saya menggangguk kuat, ini belum apa-apa tapi rasanya sudah subhanallah.

Ibu di kantor yg memasakkan teri medan setoples disuruh bawa pulang saat saya selalu mual. Ibu di kantor yg memberikan minyak gosok Malaysia miliknya karena saya eneg di perjalanan. Ibu yg meletakkan jeruk dan jagung di loker diam-diam karena tau saya suka. Ibuuuu..tiba-tiba saya menyesal, yg saya ingat belakangan hanya yg jelek karena sayanya saja yg overdosis sensitif.

Masih banyak kebaikan yg saya lupa. Bukan tentang ucapan pedas atau wajah keruh melihat saya yang pesakitan, beliau membangunkan dan saya disuruh pindah k matras agar tak masuk angin.
Ibu yang memberikan dua kotak keripik pisang manis. Ibu yg memberikan tumpangan.

Ibu-ibu itu perempuan, yg pasti juga perasa. Tak mungkin melukai. Widya sayaang, sekarang lihaat berapa kebaikan tak terhitung di sekelilingmu.

Siapa yg sebenernya butuh dimaafkan.. Langit di luar belum terlalu terang, gerhana sebagian
Tapi hatimu sudah lebih cemerlang, ayuuuk jalan pulang :))

Pekerjaan Sesuai Passion

Sumber : Passiontest
Ini sudah 9 bulan dengan rutinitas Senin sampai Jumat di kantor. Bahkan sudah beberapa bulan belakangan saya berangkat kantor jam 6 pulang jam 6. Merasa keteteran, ketika dibandingkan setahun kemarin masih 'pengangguran'.
 
Dulu bisa menanti mentari pagi dengan ngapal sambil jalan ke Mifan, beli kacang ijo, tinggal pulang waktu dhuha untuk sekalian setoran. Sekarang jujur saja saya sering merasa ngos-ngosan.

Ketika di satu pagi, jam 6 lewat beberapa menit, cila minta dimandikan dulu. "Aduh dek, kakak sudah telat"

Jam segini sudah telat kak ? katanya kecewa. Wajah cemberutnya, yang membayangi pikiran saya seharian di kantor. Itu adik sepupu, entah nanti kalau anak sendiri.

Ini sebenarnya lebih pada pergulatan batin akan tetap menjadi wanita bekerja nantinya atau menjadi ibu rumah tangga saja.

Tapi di sinilah saya kini, masih pegawai OJT yg setia menanti penempatan daerah.

Sampai tiba di satu seksi, dengan pekerjaan mengurusi gaji. Dan saya di bagian itu, di waktu yang sangat amat tepat. Menjelang penerimaan gaji 13. Sejuta kali sehari rasanya menghadapi pertanyaan yang sama.

"Sudah bisa memasukkan SPM untuk gaji 13 ?"

Aduh, belum pak/buk..ketika itu

Tapi jujur saya merasa bahagia menjelaskan ihwal gaji 13 bulan lalu. "Maaf ya mbak, jangan bosan ya, kata mereka. Kita di kantor juga ditanya-tanya soalnya."

Wajah bapak ibuk pengantar SPM gaji ini justru menjadi hiburan sendiri..bahwa mereka sekedar penyambung lidah kawan-kawannya.

Lahir dari mama papa yang juga PNS, bisa sekolah gratis SMP, SMA, kuliah dengan dana pemerintah. Di titik itu, saya jadi senang bisa menjadi salah seorang insan perbendaharaan. Dulu masih SD/SMP, sumringah sangat saat papa gajian lalu memberi saya kepingan terkecil uang gajinya. Sampai kini menjadi kenangan terindah sepanjang masa. (Mhd Hanif Syamri)

Hari ini, bersama kesyukuran bisa menjadi pegawai perbendaharaan dan bolak-balik hati ingin menjadi wanita rumah tangga saja, berharap semoga semuanya bernilai ibadah di sisiNya. Dengan seluruh ngos-ngosan ini, semoga kita (saya) lebih baik lagi mendisiplinkan segalanya. Cita-cita kita sama, membangun peradaban yang lebih bercahaya.

Dan semoga Dia dan dia ridha.

Tak terasa, mobil yang saya tumpangi sudah parkir di kantor ternyata. Kerja kerja kerja :')

Selamat Ulang Tahun Mama

Sumber : Aduba.co
"Selamat ulang tahun Mama"

"Iya" dijawab dengan suara (pura-pura) mengantuk :'D

Mama, widya juga bingung untuk berlama-lama dengan ucapan selamat tadi. Setelah doa ala kadarnya, telpon ditutup, barulah tangis itu jatuh satu satu.

Mama ingatkah pernah wdya katakan, setsiqah dan seyakin apapun widya pada orang lain..pasti wdya lebih yakin pada pilihan mama. Setiap widya merasa jatuh dalam menghapal, merasa tak pantas: mengingat wajah mama dan papa adalah obat paling manjur sedunia untuk mengumpulkan kepercayaan diri lagi..menyabar-nyabarkan hatii, dan berusaha tak peduli pada rasa sulit.

Bertanya padaNya: sesakit inikah rasanya jalan menuju surga, bagi orang seperti saya ?

Tapi senyum mama adalah penawar rasa sakitnya, semangat itu kembali membaru dan membara.

Mama, tak jarang widya keras kepala, terlihat seperti menentang harapan mama: di hati widya selalu ada penyesalan ketika beda pendapat di antara kita. Mama, maafkan widya, anak sulung mama yg masih compang-camping dalam baktinya. Doakan widya ya ma

Sembah sujud putrimu..yang kau besarkan dengan penuh cinta. Putrimu, yang mendamba mahkota cahaya untukmu di surga

Dia dan Al-Quran

Sumber : Photobucket
"Kak, kok kakak bisa begadang untuk Quran ? Bisa bangun malam dan qiyamul lail panjang untuk Quran. Bisa seharian sepanjang siang bersama Quran. Tak bosan murajaah Quran berulang-ulang ?"

pertanyaan dari saya untuk seorang kakak peserta terbaik MQAN kemarin. Kakak yg di-taukhti-kan dg saya. Kakak yg trnyata juga orang Pariaman. Kakak yg saya menjadi satu-satunya adeknya..,krn yg lain memanggilnya dg sebutan ustadzah/ibuk. Kakak yang, sudah dua orang nyeletuk saat kami bersama.."anaknya ya buk"

Pertanyaan saya yang bertubi-tubi tadi dijawab oleh beliau: kita bisa melakukan itu semua karena ada cinta. Cinta yg membuat kita mau berkorban. Betah berlama-lama..bersama surat cintaNya

Kini sudah 21 Ramadhan. Terlintas kalimat ustadzah Nurjanah dlm tarhib Ramadhan, nyaris sebulan lalu.. 'Jangan-jangan hubungan kita dengan Al Quran selama ini hanya sebatas hubungan basa-basi'

Rabbi, jadikan Quran bagai hujan musim semi di hati kami,bukan hanya basa-basi.

Pertolongan Al-Quran di Alam Kubur

Dari Sa’id bin Sulaim ra, Rasulullah SAW bersabda: “Tiada penolong yg lebih utama derajatnya di sisi Allah pada hari Kiamat daripada Al-Qur’an. Bukan nabi, bukan malaikat dan bukan pula yang lainnya.” (Abdul Malik bin Habib-Syarah Ihya). 

Bazzar meriwayatkan dalam kitab La’aali Masnunah bahwa jika seseorang meninggal dunia, ketika orang - orang sibuk dgn kain kafan dan persiapan pengebumian di rumahnya, tiba -tiba seseorang yang sangat tampan berdiri di kepala mayat. Ketika kain kafan mulai dipakaikan, dia berada di antara dada dan kain kafan.

Setelah dikuburkan dan orang - orang mulai meninggalkannya, datanglah 2 malaikat. Yaitu Malaikat Munkar dan Nakir yang berusaha memisahkan orang tampan itu dari mayat agar memudahkan tanya jawab.

Tetapi si tampan itu berkata: ”Ia adalah sahabat karibku. Dalam keadaan bagaimanapun aku tidak akan meninggalkannya. Jika kalian ditugaskan utk bertanya kepadanya, lakukanlah pekerjaan kalian. Aku tidak akan berpisah dari orang ini sehingga ia dimasukkan ke dalam syurga.”

Lalu ia berpaling kepad sahabatnya dan berkata,”Aku adalah Al quran yang terkadang kamu baca dengan suara keras dan terkadang dengan suara perlahan.

Jangan khawatir setelah menghadapi pertanyaan Munkar dan Nakir ini, engkau tidak akan mengalami kesulitan.”

Setelah para malaikat itu selesai memberi pertanyaan, ia menghamparkan tempat tidur dan permadani sutera yang penuh dengan kasturi dari Mala’il A’la. (Himpunan Fadhilah Amal : 609)

Allahu Akbar, selalu saja ada getaran haru selepas membaca hadits ini. Getaran penuh pengharapan sekaligus kekhawatiran. Getaran harap karena tentu saja mengharapkan Al-Quran yang kita baca dapat menjadi pembela kita di hari yang tidak ada pembela. Sekaligus getaran takut, kalau-kalau Al-Quran akan menuntut kita.

Allah…terimalah bacaan Al-Quran kami. Sempurnakanlah kekurangannya.

Banyak riwayat yang menerangkan bahwa Al-Quran adalah pemberi syafa’at yang pasti dikabulkan Allah SWT. Aamiin...

Prof. DR. Ahmad Sathori Ismail.