Debu dan Bintang

Saat rasa bersalah, menyeret langkah. Tergopoh menyusul 2 orang shalihat yang telah duduk berbincang. Kalian yang dirindu. Seringkali, sebelum menemui kalian satu satu, hadir rasa tak enak. Antara rindu dan tak mau. Rindu, atas senyum-cinta-ukhuwah yang terlalu mewahbagi seorang aku. Juga tak mau, karena merasa tak mampu mengimbangi laju dan langkah setiap kalian, teman.

Dari kejauhan kita memandang, seorang teman yang sudah bisa kita kenali hanya dengan warna kerudungnya, atau warna jaketnya, atau warna kemejanya.. :)

lalu..
melantun khusyuk QS Al Ahzab dari shalihat yang kukagumi. Bertambah malu walau hanya dalam hati. Kukatakan sepenuh jiwa, aku ingin menemui kalian untuk menambal iman yang tergerus, terberangus. Dan memang begitu hasilnya, pasti ada semangat baru dalam setiap temu.

Bergulir cerita, cerita yang mungkin biasa tapi bagiku berbeda.
Kadang celetukan tak terduga, yang jutek tapi selalu kita suka.
Menatap tempaan sinar surya di wajah dan matanya.
Ketegasan dan keseriusan, ciri akhwat tangguh di sisi kiri widya.
atau cerita penting gak penting, yang dibagi akhwat lucu yg paling suka gombal :p

terima kasih untuk segala-galanya. Menjadi orang pertama yang risau untuk kesulitan yg kurasa. Terlihat tak peduli tapi sebenarnya yang paling berempati. Menangis berdua di temaram lampu Student Center. Menemani meresapi kepingan sesal.

maaf, untuk akhlak Minang yang berbeda. yang terlalu tak punya sungkan-sungkanan.

sangat sulit untuk bercerita lebih banyak. Karena semakin berbusa, kata-kata ini tak bekerja seperti aksi kalian yang lebih nyata. Menjadi peneguh, mengajarkan tangguh.

sedang diri ini, seringkali mengatakan ucapan-ucapan yang mungkin melalaikan, tak ada manfaat. Tak menambah keimanan. Hanya saja percayalah, setelah itu ada tekad yang kembali kuat, bahwa banyak hal dalam diri ini yang musti dibenahi.

biarkan 'kita' menjelma kisah yang tak akan bisa kulupa, selamanya. Menjadi bagian kalian, yang ingin dikenang sampai lama. Pagi ini, kawan, entah apa yang sebenarnya ingin kukatakan. Tapi izinkan, tulisan ini menjadi saksi bahwa aku mencintai kalian, dengan segenap ketidaklayakan.

perkenankan, dengan compang-camping, dengan amal buruk rupa, aku menjadi bagian dari kalian. Lillahi, walau tak layak, aku tak ingin melepaskan ukhuwah yang kalian tawarkan. Indahnya tempat yang kalian ajak aku berjalan. Semoga seiring perjalanan, dalam jeda waktu yang masih sedia Allah titipkan, kita (aku) terus memperbaiki diri, agar kelak setelah selesai membersihkan semua kesalahan di tempat yang tak  akan kalian kunjungi, aku pun bisa menemui kalian lagi. Berkekalan. Di firdausNya, dalam mimbar bercahaya.

sepenuh cinta dari: sebutir debu yang benderang karena berada di tengah kalian, yang cemerlang karena cahaya yang kalian pinjamkan..

0 komentar: