Sebab pohon kebesaran suatu ummat hanya dapat tumbuh, Di taman sejarah yang disirami air mata kesedihan dan darah pengorbanan,
Pagi
ini terharu mendengar kalimat menggetarkan seorang sahabat. Ia hanya
mengulang kalta-kata ustadz Anis Matta, tapi kekuatannya meluncurkan
kalimat itu terasa menegarkan. "Karena kita sudah terbiasa kebal,
kawan.."
Baru
tadi malam ia sesenggukan bahagia. Dalam suaranya yang parau antara
lelah, senang, dan entahlah. Saya tau, dia sudah berbuat banyak. Ingin
duduk di hadapannya, menyaksikan sendiri binaran cinta yang ia punya,
lalu tersenyum teduh untuk sesenggukannya. Walau akhirnya ikut tertular
sedu sedan..
Di ujung telepon tadi malam, kita
masih bisa tersenyum. Tertawa-tawa bahagia. Alhamdulillah wasyukurilah.
Hanya orang-orang yang berhati jernih yang sanggup memahami kilatan mata
kesuksesan kita, mengabarkan pada nusantara bahwa kita ternyata masih
ada. Gagah perkasa dalam arti sejatinya
Hari ini,
besok..dan besoknya lagi, adalah karunia Allah. Karena kita menjadi tau
siapa yang tak menyukai kita, dan "tulus" dalam kebenciannya. Angkat
topi, ucapkan terima kasih lalu tersenyum jernih. Karena kelak, atau
sebentar lagi, diam-diam mereka pun akan mengagumi caramu mencintai..
Para pecinta sejati tak suka berjanji, namun ketika mereka memutuskan untuk mencintai mereka akan segera memberi,
yang kutau, engkau begitu cinta
0 komentar: