Kita dan Siapa Saja

Menyaksikan gerak dan gelakmu yang sulit sekali ku cari tau apa maknanya. Walau, berkali-kali walau, sepintas lalu kita terlihat sama, ternyata kita berbeda. Aku tidak menudingmu, juga tak ingin mengatakan siapa di antara kita yang paling mendekati kebenaran. Hanya ingin sekali, dengan susah payah mengatakan pada hati, bahwa aku dan kau tak boleh goyah lagi. Dan aku yakin, untaian tulisan ini tak akan sulit kau pahami.

Beda itu artinya tidak sama. Sama itu berarti tak berbeda. Tapi kita punya keduanya.

Aku sudah lama berputar-putar dalam tanya. Dan sepertinya tak akan ada jawabnya. Kau tahu kenapa? Karena dari dulu, sejak pertama, kau tak pernah jujur bercerita. Bercerita tentang rasa berdosa yang kau tabrak seenaknya. Jadilah sekerat hati itu tak lagi peka. Menangisi kesalahanku, menyesali kekhilafanmu, kita pernah merenunginya. Dan tatapku bertemu dengan mata mu yang masih betah berdusta.

Barangkali aku akan setia, setia menanti saat kau lelah berkelana dan akhirnya kembali. Dalam serpihan rasa bersalah yang jujur. Bahwa tak boleh terlupa, kita telah dimuliakan dan sepatutnya bersikap mulia.

Bergumul dengan kebingunganmu, tentang haq dan bathil, sedang kau ada di antara keduanya. Kau pasti akan menyerah karena lelah. Pun aku pernah merasakan"nya". Kita lihat saja..

0 komentar:

Kita Berdua Tinggal di eM_yU

Menerima telepon dari sahabat yang satu itu selalu membuat semangat membuncah. mendiskusikan banyak hal, tentang masing-masing kita yang berdinamika. Dan membuat kita punya makna yang hanya bisa dicerna jiwa dan rasa yang terjaga.

Dan perubahan adalah niscaya, tak ada yang selamanya. Kita dengan hidup kita dan begitu pun mereka. Masing-masing memilih.. Atau dipilih kehendakNya.. :)

Kadang-kadang pusing kepala menganalisis perubahan si anu, si ani, si itu. Lalu kita terbahak saja saat diskusi kita sudah terlalu rumit dan membuat kening berkernyit. Tinggal selemah-lemah iman usaha terakhir untuk saling menjaga, yaitu doa. Semoga mereka baik-baik saja.

dan tentu saja ada malaikat yang mengaminkannya sekaligus berdoa untuk kita.. Semoga aku, aku, kau, dan kau pun baik-baik saja. Dijaga oleh Sebaik-baik Penjaga.

Kalau sudah begini, apa lagi yang perlu kita analisis. Serahkan saja padaNya. Tapi tak kapok-kapok kau meneleponku lagi, atau aku yang menelepon, dan membahas hal yang lagi-lagi sama :D

Kecewa kita pada mereka, mungkin karena kita juga yang tak peka. Dan nanti harap kita bertemu dalam doa, untukku, untukmu, dan untuk yang tersayang sahabat kita.. Agar surga memang merindukan kita dan bersua lagi di sana.

0 komentar:

Khianat

Sungguh, aku sedang berkhianat. Dan pengkhianatan itu memanggil pengkhianatan lainnya. Satu hal saja yg kukhianati, maka berantakan seluruh janji. Dan hati ini bukannya tak menyadari.

Tragis sekali,terlalu ironi. Sebuah pengkhianatan yg mengajak pengkhianatan-pengkhianatan berikutnya. Bahkan yg dikhianati adalah hati. Dan aku mungkin sedang bermusuhan dg nurani. Diiringi tawa iblis keji. Sayang, aku berkawankan nasehat2 nya belakangan ini.

Ini catatan seorang aku yg ingin berbaikan dg hati,dan ingin berkawan lg bersama nurani. Jadilah taubat ini abadi dan terpatri.

0 komentar: