Mentari Halimun.
Dia menjadi sahabat hati saya, tiga tahun di asrama. Hmm, berharap selamanya. Sampai ke syurga.
Dia
mengajarkan sebenar-benar arti kata “saudara”. Menampar saya begitu
dahsyatnya, betapa saya tertinggal jauh dari seorang Mentari yang sedang
berakselerasi ini. Dan jadilah, selama kelas 3 SMA, saya terseok-seok
mengejar amaliyahnya. Capek banget ^^
Saya, siapalah saya
di antara seribu atau sejuta sahabatnya. Saya jelas bukan siapa-siapa,
hanya akhwat kurang pergaulan yang kebetulan sempat menjadi teman
kamarnya. Ya, disatukan dalam satu ruang yang dengan sepenuh hati dan
segenap jiwa, kita namai FK ITB.
(Tergetar hati menyebut nama itu lagi. FK ITB.)
Ingat,
usulan nama pertama kali itu : Al An’am, karena kita kamar no 6 dan
surah Al An’am adalah no 6 dalam Al Quran. Kalau ‘ain-nya dihiraukan,
jadilah dia Al Anam. Pas banget. Hehehe, sayang, setelah di cek lagi Al
An’am artinya adalah ternak :D
Mentari Halimun,
menularkan semangat Simak-UI, SNMPTN, dan seleksi perguruan tinggi.
Kamar kita itu aromanya nyeremin karena aura mimpi Mament yang begitu
menyengat.
Terpental, jatuh, bangkit lagi. Melambung dengan mimpi. Ah, bagaimana harus saya ceritakan hebatnya kawan yang satu ini.
Dan
saya melupakan ulang tahunnya. Hiks hiks, ini mungkin bukan masalah
besar bagi akhwat perkasa, aktivis militan sekaliber Mament.Tapi saya
tak perlu se-merasa bersalah ini, kalau bukan dia yang selalu
mengingatkan saya hari-hari ulang tahun teman-teman lainnya. Tentu saja
mengingatkan teman-teman saat saya ulang tahun, iya kan Ment?
Met
milad yo Ment..... Widya sayang, kagum, dan taragak samo Mament. Maaf
yo Ment, baru ngecek salamaik kini.. Mament baru 19 baru nak. Yang
paling bungsu di kamar, yang paliang gagah di antaro awak barampek.
Sayang Mament (sambil meluk boneka monyet dari Mament)
(Tahu
gak Ment, setiap kali baca juz 26 pasti Widya ingat Mament. Ingat
Mament yang sangat gigih menyelesaikan juz 26 nya.) *berkaca-kaca*
0 komentar: