Pekerjaan Sesuai Passion

Sumber : Passiontest
Ini sudah 9 bulan dengan rutinitas Senin sampai Jumat di kantor. Bahkan sudah beberapa bulan belakangan saya berangkat kantor jam 6 pulang jam 6. Merasa keteteran, ketika dibandingkan setahun kemarin masih 'pengangguran'.
 
Dulu bisa menanti mentari pagi dengan ngapal sambil jalan ke Mifan, beli kacang ijo, tinggal pulang waktu dhuha untuk sekalian setoran. Sekarang jujur saja saya sering merasa ngos-ngosan.

Ketika di satu pagi, jam 6 lewat beberapa menit, cila minta dimandikan dulu. "Aduh dek, kakak sudah telat"

Jam segini sudah telat kak ? katanya kecewa. Wajah cemberutnya, yang membayangi pikiran saya seharian di kantor. Itu adik sepupu, entah nanti kalau anak sendiri.

Ini sebenarnya lebih pada pergulatan batin akan tetap menjadi wanita bekerja nantinya atau menjadi ibu rumah tangga saja.

Tapi di sinilah saya kini, masih pegawai OJT yg setia menanti penempatan daerah.

Sampai tiba di satu seksi, dengan pekerjaan mengurusi gaji. Dan saya di bagian itu, di waktu yang sangat amat tepat. Menjelang penerimaan gaji 13. Sejuta kali sehari rasanya menghadapi pertanyaan yang sama.

"Sudah bisa memasukkan SPM untuk gaji 13 ?"

Aduh, belum pak/buk..ketika itu

Tapi jujur saya merasa bahagia menjelaskan ihwal gaji 13 bulan lalu. "Maaf ya mbak, jangan bosan ya, kata mereka. Kita di kantor juga ditanya-tanya soalnya."

Wajah bapak ibuk pengantar SPM gaji ini justru menjadi hiburan sendiri..bahwa mereka sekedar penyambung lidah kawan-kawannya.

Lahir dari mama papa yang juga PNS, bisa sekolah gratis SMP, SMA, kuliah dengan dana pemerintah. Di titik itu, saya jadi senang bisa menjadi salah seorang insan perbendaharaan. Dulu masih SD/SMP, sumringah sangat saat papa gajian lalu memberi saya kepingan terkecil uang gajinya. Sampai kini menjadi kenangan terindah sepanjang masa. (Mhd Hanif Syamri)

Hari ini, bersama kesyukuran bisa menjadi pegawai perbendaharaan dan bolak-balik hati ingin menjadi wanita rumah tangga saja, berharap semoga semuanya bernilai ibadah di sisiNya. Dengan seluruh ngos-ngosan ini, semoga kita (saya) lebih baik lagi mendisiplinkan segalanya. Cita-cita kita sama, membangun peradaban yang lebih bercahaya.

Dan semoga Dia dan dia ridha.

Tak terasa, mobil yang saya tumpangi sudah parkir di kantor ternyata. Kerja kerja kerja :')

0 komentar:

Selamat Ulang Tahun Mama

Sumber : Aduba.co
"Selamat ulang tahun Mama"

"Iya" dijawab dengan suara (pura-pura) mengantuk :'D

Mama, widya juga bingung untuk berlama-lama dengan ucapan selamat tadi. Setelah doa ala kadarnya, telpon ditutup, barulah tangis itu jatuh satu satu.

Mama ingatkah pernah wdya katakan, setsiqah dan seyakin apapun widya pada orang lain..pasti wdya lebih yakin pada pilihan mama. Setiap widya merasa jatuh dalam menghapal, merasa tak pantas: mengingat wajah mama dan papa adalah obat paling manjur sedunia untuk mengumpulkan kepercayaan diri lagi..menyabar-nyabarkan hatii, dan berusaha tak peduli pada rasa sulit.

Bertanya padaNya: sesakit inikah rasanya jalan menuju surga, bagi orang seperti saya ?

Tapi senyum mama adalah penawar rasa sakitnya, semangat itu kembali membaru dan membara.

Mama, tak jarang widya keras kepala, terlihat seperti menentang harapan mama: di hati widya selalu ada penyesalan ketika beda pendapat di antara kita. Mama, maafkan widya, anak sulung mama yg masih compang-camping dalam baktinya. Doakan widya ya ma

Sembah sujud putrimu..yang kau besarkan dengan penuh cinta. Putrimu, yang mendamba mahkota cahaya untukmu di surga

0 komentar:

Dia dan Al-Quran

Sumber : Photobucket
"Kak, kok kakak bisa begadang untuk Quran ? Bisa bangun malam dan qiyamul lail panjang untuk Quran. Bisa seharian sepanjang siang bersama Quran. Tak bosan murajaah Quran berulang-ulang ?"

pertanyaan dari saya untuk seorang kakak peserta terbaik MQAN kemarin. Kakak yg di-taukhti-kan dg saya. Kakak yg trnyata juga orang Pariaman. Kakak yg saya menjadi satu-satunya adeknya..,krn yg lain memanggilnya dg sebutan ustadzah/ibuk. Kakak yang, sudah dua orang nyeletuk saat kami bersama.."anaknya ya buk"

Pertanyaan saya yang bertubi-tubi tadi dijawab oleh beliau: kita bisa melakukan itu semua karena ada cinta. Cinta yg membuat kita mau berkorban. Betah berlama-lama..bersama surat cintaNya

Kini sudah 21 Ramadhan. Terlintas kalimat ustadzah Nurjanah dlm tarhib Ramadhan, nyaris sebulan lalu.. 'Jangan-jangan hubungan kita dengan Al Quran selama ini hanya sebatas hubungan basa-basi'

Rabbi, jadikan Quran bagai hujan musim semi di hati kami,bukan hanya basa-basi.

0 komentar:

Pertolongan Al-Quran di Alam Kubur

Dari Sa’id bin Sulaim ra, Rasulullah SAW bersabda: “Tiada penolong yg lebih utama derajatnya di sisi Allah pada hari Kiamat daripada Al-Qur’an. Bukan nabi, bukan malaikat dan bukan pula yang lainnya.” (Abdul Malik bin Habib-Syarah Ihya). 

Bazzar meriwayatkan dalam kitab La’aali Masnunah bahwa jika seseorang meninggal dunia, ketika orang - orang sibuk dgn kain kafan dan persiapan pengebumian di rumahnya, tiba -tiba seseorang yang sangat tampan berdiri di kepala mayat. Ketika kain kafan mulai dipakaikan, dia berada di antara dada dan kain kafan.

Setelah dikuburkan dan orang - orang mulai meninggalkannya, datanglah 2 malaikat. Yaitu Malaikat Munkar dan Nakir yang berusaha memisahkan orang tampan itu dari mayat agar memudahkan tanya jawab.

Tetapi si tampan itu berkata: ”Ia adalah sahabat karibku. Dalam keadaan bagaimanapun aku tidak akan meninggalkannya. Jika kalian ditugaskan utk bertanya kepadanya, lakukanlah pekerjaan kalian. Aku tidak akan berpisah dari orang ini sehingga ia dimasukkan ke dalam syurga.”

Lalu ia berpaling kepad sahabatnya dan berkata,”Aku adalah Al quran yang terkadang kamu baca dengan suara keras dan terkadang dengan suara perlahan.

Jangan khawatir setelah menghadapi pertanyaan Munkar dan Nakir ini, engkau tidak akan mengalami kesulitan.”

Setelah para malaikat itu selesai memberi pertanyaan, ia menghamparkan tempat tidur dan permadani sutera yang penuh dengan kasturi dari Mala’il A’la. (Himpunan Fadhilah Amal : 609)

Allahu Akbar, selalu saja ada getaran haru selepas membaca hadits ini. Getaran penuh pengharapan sekaligus kekhawatiran. Getaran harap karena tentu saja mengharapkan Al-Quran yang kita baca dapat menjadi pembela kita di hari yang tidak ada pembela. Sekaligus getaran takut, kalau-kalau Al-Quran akan menuntut kita.

Allah…terimalah bacaan Al-Quran kami. Sempurnakanlah kekurangannya.

Banyak riwayat yang menerangkan bahwa Al-Quran adalah pemberi syafa’at yang pasti dikabulkan Allah SWT. Aamiin...

Prof. DR. Ahmad Sathori Ismail.

0 komentar: