Telah Selesai

Aku ingin ada di situ, di samping ibuku. Lalu mengadu. Mengadu sepuasnya..

Tentang apa yang ku tangisi. Tentang apa yang ku sesali. Tentang apa yang ku tulisi..

Lalu ku ingat dia menatap tangisanku. Membelai dan mengusap air mataku. Mengecup, menghirup luka yang tersimpan di sana. Aku yang luka dan tak mau sembuh dibujuknya :

“Cerita hidup kita sesungguhnya telah selesai. Telah selesai di sisiNya dan kita tinggal menjalaninya. Menerima.”


Semakin menyembur luka-luka. Meraung-raung pilu. Dia lalu diam mendengarkan kesakitanku.. Kuceritakan arti sakit bagiku.. Kuberitahu mimpi yang hancur karena kebodohanku. Walau dia lebih tahu, lebih tahu arti kecewaku. Arti kesedihanku. Tahu lebih dari aku.

Aku pikir aku ingin pulang.

Dan kawanku, aku memang marah. Marah, murka yang bertambah-tambah. Tapi tidak padamu. Aku sedang marah pada diriku..

Tangisanku, sesalku, piluku. Begini caraMu mengembalikanku. Agar aku tak lupa cara merintih. Bahwa aku memang bukan siapa-siapa..

Ku tanya, mengapa aku harus begitu kecewa?
dia diam saja, tersenyum. Mengusap air mataku, dan matanya memerah juga..

0 komentar: