Sumber : Aduba.co |
"Iya" dijawab dengan suara (pura-pura) mengantuk :'D
Mama, widya juga bingung untuk berlama-lama dengan ucapan selamat tadi.
Setelah doa ala kadarnya, telpon ditutup, barulah tangis itu jatuh satu
satu.
Mama ingatkah pernah wdya
katakan, setsiqah dan seyakin apapun widya pada orang lain..pasti wdya
lebih yakin pada pilihan mama. Setiap widya merasa jatuh dalam
menghapal, merasa tak pantas: mengingat wajah mama dan papa adalah obat
paling manjur sedunia untuk mengumpulkan kepercayaan diri
lagi..menyabar-nyabarkan hatii, dan berusaha tak peduli pada rasa sulit.
Bertanya padaNya: sesakit inikah rasanya jalan menuju surga, bagi orang seperti saya ?
Tapi senyum mama adalah penawar rasa sakitnya, semangat itu kembali membaru dan membara.
Mama, tak jarang widya keras kepala, terlihat seperti menentang harapan mama: di hati widya selalu ada penyesalan ketika beda pendapat di antara kita. Mama, maafkan widya, anak sulung mama yg masih compang-camping dalam baktinya. Doakan widya ya ma
Sembah sujud putrimu..yang kau besarkan dengan penuh cinta. Putrimu, yang mendamba mahkota cahaya untukmu di surga
Bertanya padaNya: sesakit inikah rasanya jalan menuju surga, bagi orang seperti saya ?
Tapi senyum mama adalah penawar rasa sakitnya, semangat itu kembali membaru dan membara.
Mama, tak jarang widya keras kepala, terlihat seperti menentang harapan mama: di hati widya selalu ada penyesalan ketika beda pendapat di antara kita. Mama, maafkan widya, anak sulung mama yg masih compang-camping dalam baktinya. Doakan widya ya ma
Sembah sujud putrimu..yang kau besarkan dengan penuh cinta. Putrimu, yang mendamba mahkota cahaya untukmu di surga
0 komentar: