Kita dan Siapa Saja

Menyaksikan gerak dan gelakmu yang sulit sekali ku cari tau apa maknanya. Walau, berkali-kali walau, sepintas lalu kita terlihat sama, ternyata kita berbeda. Aku tidak menudingmu, juga tak ingin mengatakan siapa di antara kita yang paling mendekati kebenaran. Hanya ingin sekali, dengan susah payah mengatakan pada hati, bahwa aku dan kau tak boleh goyah lagi. Dan aku yakin, untaian tulisan ini tak akan sulit kau pahami.

Beda itu artinya tidak sama. Sama itu berarti tak berbeda. Tapi kita punya keduanya.

Aku sudah lama berputar-putar dalam tanya. Dan sepertinya tak akan ada jawabnya. Kau tahu kenapa? Karena dari dulu, sejak pertama, kau tak pernah jujur bercerita. Bercerita tentang rasa berdosa yang kau tabrak seenaknya. Jadilah sekerat hati itu tak lagi peka. Menangisi kesalahanku, menyesali kekhilafanmu, kita pernah merenunginya. Dan tatapku bertemu dengan mata mu yang masih betah berdusta.

Barangkali aku akan setia, setia menanti saat kau lelah berkelana dan akhirnya kembali. Dalam serpihan rasa bersalah yang jujur. Bahwa tak boleh terlupa, kita telah dimuliakan dan sepatutnya bersikap mulia.

Bergumul dengan kebingunganmu, tentang haq dan bathil, sedang kau ada di antara keduanya. Kau pasti akan menyerah karena lelah. Pun aku pernah merasakan"nya". Kita lihat saja..

0 komentar: