Bahkan Iblis Pun Enggan

Membaca notes saudari baru, teh Lintang.. berjuta-juta sentakan menampar sadar:

Apakah insan? segenggam jerami. Sepercik api diriku cukup untuk segenggam jerami. Jika tak ada apapun selain jerami di dunia ini, apa gunanya menganugerahkan padaku begitu banyak api?

Sungguh memalukan meluluhkan sekeping kaca. Meluluhkan batu karang, itulah pekerjaan yang sebenarnya, sepantasnya! 

bahkan iblis pun enggan dengan seorang lemah daya upaya akan mujahadah dan cita-citanya. Sampai membaca ini berkali-kali:

Kumohon dari-Mu seseorang yang berani menolak ku. Tunjukan padaku untuk mendapatkan hamba Tuhan yang semacam itu. Kubutuhkan seorang yang akan membekuk batang leherku. Seseorang yang berkata 'pergilah dari muka ku!'

Seseorang yang dimatanya dua butir jewawut pun tak berharga diriku. Beri aku, ya Tuhan, insan yang benar-benar beriman seorang saja. Siapa tahu aku akan mengenal kegirangan dalam kekalahanku pada akhirnya."

bahkan iblis pun...



"...Ya Tuhan penguasa mereka yang benar dan tidak benar, menyertai insan telah membuat kami memar, tiada sekalipun mereka pernah memberontak terhadap kekuasaanku, telah dipejamkannya matanya merenungkan dirinya namun tidak juga ia menemukan dirinya.

Debunya sama sekali tak mengenal kesukaan membangkang, tak mengenal pancaran harga diri yang cemerlang. Binatang buruan itu berkata pada pemburu: 'tangkap aku!'

Hindarkan diriku, ya Tuhan, dari hamba yang kelewat patuh itu! Bebaskan aku dari binatang buruan yang demikian itu.

Ingatlah akan kepatuhanku dimasa lalu.

Cita-citaku yang mulia lewat dirinya telah terhina, duhai malangnya diriku, malangnya!

Wataknya belum matang, ketetapan hatinya mudah digoncang, penuh raga. Lawanku ini tak dapat menahan satu pukulan saja dariku. Kubutuhkan hamba Tuhan yang berpenglihatan lantang, kubutuhkan lawan yang lebih matang!

Ambilah kembali barang permainan dari air dan lempung ini, bagi orang dewasa tak cocok mainan kanak-kanak ini.

Apakah insan? segenggam jerami. Sepercik api diriku cukup untuk segenggam jerami. Jika tak ada apapun selain jerami di dunia ini, apa gunanya menganugerahkan padaku begitu banyak api?

Sungguh memalukan meluluhkan sekeping kaca. Meluluhkan batu karang, itulah pekerjaan yang sebenarnya, sepantasnya!

Aku telah menjadi sedih dengan segala kemenanganku.

Sehingga hamba pun menghadap pada-Mu kini mengharapkan ganti rugi semua itu.

Kumohon dari-Mu seseorang yang berani menolak ku. Tunjukan padaku untuk mendapatkan hamba Tuhan yang semacam itu. Kubutuhkan seorang yang akan membekuk batang leherku. Seseorang yang berkata 'pergilah dari muka ku!'

Seseorang yang dimatanya dua butir jewawut pun tak berharga diriku. Beri aku, ya Tuhan, insan yang benar-benar beriman seorang saja. Siapa tahu aku akan mengenal kegirangan dalam kekalahanku pada akhirnya."


(beliau ngutip dari buku "Javid Namah (kitab keabadian)" karya Iqbal)
Ina, boleh widya ikut membantu menafsirkan? Ini tentang iblis yang heran melihat "insan" begitu mudah dibelokkan dan dijerumuskan.. T,T

Ceritakan padanya na, tentang hebatnya kita.. walau batu karang menghadang jalan, bersama kita terjang. InsyaAllah. SemangkA :)

0 komentar: