Ketersambungan Rasa

Ini hanya sebentuk pengingat diri pribadi. Maka perkenankan seorang dhaif ini berbagi. Afwan, yang menuliskan tak lebih baik dari yg membaca..

Ihsan dan amalan dalam kesendirian adalah alasan orang shalih/ah dicintai banyak orang..

Seperti biasa ukh, ribuan petuah begitu lancar keluar dari lisan ini. Mudah-mudahan Allah ampuni, kadang lidah saja yang begitu licin bertutur, padahal alangkah jauh realisasi dalam panggung aksi.


Orang shalih, bahkan, ia tak perlu bercerita tentang amalannya, tapi begitu mengena. Tatap mata saja menyejukkan, geraknya saja menggerakkan. Ah mereka selalu menggetarkan. Dan rahasianya, barangkali cukup jujur pada diri sendiri dan jujur pada Allah swt. Lalu kita melihat, betapa sesama pemilik hati jernih akan memiliki ketersambungan rasa. Merasakan muraqabatullah menuntun kita menuju kebaikan yang lebih baik.

Lalu seorang sahabat agak berkesah: "tapi saya melakukan apa saja itu diketahui orang lain. Shalat malam tetap ada yang tahu."

Sahabatku, amalan kesendirian itu bukan selalu amalan yang sembunyi-sembunyi dari keramaian. Bahkan kita mampu melakukannya di tengah keramaian. Isi pikiran dan isi hati adalah amalan kesendirian yang hanya Allah dan kita yang tahu..

Lalu, masih meluncur lagi kalimat-kalimat di antara kita, ujarmu: "walau begitu, tetap ada saat kita harus menunjukkan amalan agar menjadi warna bagi sekitar.."

Kalau yang ini, kita saling bersepakat :)

Dan jujurlah pada Allah, jujur pada diri sendiri. Dalam ranah kesendirian, isi hati dan pikiran.. Semangat berishlah, memperbaiki langkah yang mungkin saja sempat tersalah.. Satu lagi, amalan kesendirian adalah alasan utama yang membuat setiap pertemuan kita diberkahi dan penuh hikmah.

Sahabat, aku belajar memahami diriku, bersamamu. Tahu tidak hari ini apa yang terindah? Rabithah dilatari langit merah ^^

Karena Allah, aku mencintai kalian..

0 komentar: