Laki-Laki Istimewaku

Aku sedang ingin bercerita tentang cinta, cintaku padamu. Seorang laki-laki dengan tubuh kekar,  dia seorang atlet basket. Ya, kau sungguh gagah.

Laki-laki yang saat kau memboncengku, akan menghembuskan cemburu di antara mereka yang melihat kita. Jika yang melihat seorang pemuda, maka ia mencemburui yang memboncengku (narsis). Jika yang melihat kami pemudi, cemburunya untukku.

Padahal alangkah tak pantas cemburu itu bagi mereka. Karena apa? Karena engkau adikku. Karena engkau adikku. Iya, engkau adikku :’)

Pernahkah ku ceritakan bagaimana hatiku padamu? Pernahkah kusampaikan cintaku padamu? Tentang gumaman yang bersenandung dalam diriku tentang kita berdua. Aku memang tak akan pernah mengungkapkannya karena aku ingin kau menangkap isyaratnya.

Air mata yang tumpah saat tau kau kini sudah begitu berbeda. Terlalu lama kah kita tak bersua? Terlalu sakitkah saat kau dibandingkan dengan kakakmu? Padahal aku iri padamu. Pada telur dadarmu, pada kerupukmu, atau nasi gorengmu yang enak. Kau melakukannya jauh lebih baik dariku. Ledekan nasi gorengku yang asin, tak habis-habis tertawamu. Senang sekali mencandaiku.

Aku yang kalah dalam lomba badminton kita. Kau lelah menanti cock yang terus jatuh di hadapanku. Atau aku yang bosan menatapmu berlaga dalam permainan catur bersama papa. Tak bisa ku mengerti bagaimana caranya walau tak terhitung banyaknya kau jelaskan. Aku yang baru bisa bersepeda saat kelas lima. Aku yang membuat papa jera mengajari naik motor. Payah.

Tersenyum-senyum haru membayangkan bayangan kenangan kita. Enam tahun hanya kita berdua di antara Mama Papa.. Lalu aku meninggalkanmu sejak SMA. Apa saja yang kau lalui? Ceritakan padaku. Selelah apa hatimu? Sesakit apa rasanya?? Kenapa semua terasa berbeda. Jangan tersenyum saja ku tanya. Kenapa kau tak lagi sama?

Bagaimana Hanif yang mengimami lomba shalat jenazah dulu? Hanif kecil yang lucu bersama Widya kecil yang lugu, aku rindu. Sungguh aku rindu. Sering-sering meneleponku, sering-seringlah mengirimkan pesan. Walau sempat ku abaikan, maafkan. Aku menyesali ketidak-pedulianku.

Sambut tawaran Mama yang akan menghargai setiap ayat yang kau hapalkan dengan tambahan uang saku ^_^

Ini tentang seorang laki-laki yang punya ruang istimewa di hati, raihlah masa depanmu.. Hanifku :’)
(Gak bisa nana lanjutin karena jam efektif di RuQun, nana sekarang ada di rumah Quran. Ayo jangan mau kalah :p)kapan-kapan kutuliskan lagi "sesuatu" untukmu, pasti kau tak akan saabr menunggu :p

0 komentar: