Yang Terakhir

Tadi, seorang kawan bercerita, suara yang kental dengan rasa sesal. Saya dibanding dia, mungkin tak ada apa-apanya. Seorang Widya yang kalian pasti tahu banyak aibnya. Maka lembar catatan ini bukanlah curhat tanpa makna. Anggaplah ini permintaan maaf, sungguh ini permintaan maaf.

"Saat kita mencela orang lain karena kesalahannya maka tunggu saja kita akan diuji dengan ujian serupa. Dan ternyata kita pun tak sanggup menaklukkannya. Jadilah seorang pesakitan yang tak henti menyesali dirinya."

Maka maafkan saya, karena saya kini tengah terombang-ambing dalam masalah ini disebabkan kesalahan saya pada semua. Dan rasanya penat luar biasa, hampir satu setengah tahun ini mendiamkannya. Menguatkan diri dan berkata bahwa semua baik-baik saja.

Maka sekali lagi, maafkanlah saya, saya sudah merasakan efek kesalahan ini. Betapa meluluh-lantakkan sebuah kesalahan yang mampu menghancurkan kesungguhan. Hingga saat ini saya tak lagi kenal arti "mujahadah" karena sudah bermilyar kali tak sukses memenangkan ketaatan dalam setiap potensi fujur dan taqwa yang Allah berikan.

Maka sekali lagi maafkanlah saya.. Maaf. Untuk yang ini,, berharap ini yang terakhir. Perkenankanlah kiranya.

0 komentar: