"seseorang bukanlah siapa-siapa sampai dia dicintai. Dan kau telah
membangunku menjadi sesuatu. Pun aku, ingin menjadikanmu seseorang.."
(kurang lebih ngutip dari Lelaki Penggenggam Hujan)
Pada
sapaan lucumu. Pada setiap hari menemaniku, mendengarkan aku yang
mengeluh ini itu. Terima kasih. Terima kasih menemaniku di hari pertama
itu. Membantu membangunkanku hampir setiap hari. Mengajariku Akuntansi
Biaya. Menghitungkan uang jualan ku. Membelikan air minum saat aku
menangis. Mencoba memahami aku yang aneh. Setidaknya aku tak pernah
merasa ditinggalkan. Mengajak nimbang berat badan, membuatku sedikit
peduli pada hal itu.
Meminjamkan HP. Membawakan tas kuliah. Mengalah pada aku yang ngotot untuk pindah tempat duduk.
Entah sadar atau tidak. Bagiku, kita begitu berharga.
Perpisahan
adalah niscaya. Dan sedih adalah saat hanya bisa melambai-lambaikan
tangan dari lobi gedung I ke depan mushalla.Aku di sini, kau di sana.
Senyum cengar-cengir itu :p
Melintasi mushalla gedung L
sendiri, rukuk sujud di sana tanpa seorang makmum. Ah, jadilah Widya yg
melankolis semakin melankolis. Tak ada yang nemenin ke An Nashr lagi. Ke
kantin lagi. Ke mushalla E nganter box donat lagi. Hiks.
Aku
tahu, banyak yang tak tertulis di sini. Cerita kita setiap kali pulang
kuliah yang hanya banyak diamnya karena kamu gk responsif :p
atau widya yang maksa-maksa cipika cipiki, mungkin kamu ngerasa geli sendiri
Terima
kasih. Pada sebentuk ukhuwah lain yang kau hadiahkan.. Dan tetap ingin
ku berucap, uhibbuki fillah. Aku mencintaimu karenaNya..
0 komentar: