Maaf dan Terima Kasih

Ini Senin Pagi. Dan titik-titik embun di pelupuk ingin membasah setelah semua terasa bertumpuk-tumpuk. Awalnya berat, tapi akhirnya tetap berangkat. Alhamdulillah, dan Allah masih berkenan melahirkan sebuah momentum. Lembut, tapi menggetarkan. Menyadarkan. 

"Banyak-banyak istigfar, ukh". Itu dia jawabannya..
"Widya kuat pasti bisa," ditambah seulas senyum ketulusan dan menguatkan.
"Widya jangan nangis". Dan embun pagi itu, memang tak membasuh wajah. Jatuh ke dalam, menghangatkan hati beku itu.

Maka maafkan saya, yang sepagi tadi sudah mengeluh. Membagi pesimisme dan keputusasaan. Saya jadi merasa sangat bersalah, harusnya tak boleh melemahkan. Dan sungguh ingin meralat, bahwa saat ini semua baik-baik saja :')
saya sangat baik setelah tadi pagi..

Maka terima kasih, pada dekapan erat. Pada tepukan di pundak. Pada senyum yang mencerahkan. Pada tatapan yang meneduhkan. Pada sebuncah semangat yang akhirnya datang lagi setelah sekian lama bersembunyi. Jangan lelah membersamai Widya yang sedang memperbaiki janji.

Sayang teman-teman.. Maaf dan terima kasih.. T.T

0 komentar: