Entah Apa

Dalam sayu-sayu suara rindu yang bukan semu. Sebenar-benar rindu, kau tau. Tentang airmata yang tak mau berhenti mengenang kalian satu-satu. Dalam beratnya hati menanggungkan itu. Itu rindu. Lalu malu, pada laku yang tetap sama. Barangkali menjadi ambigu, selanjutnya kecewa.

Dalam rabithahku yang tak panjang, terdiam membayangkan wajah kalian. Ah, sudah dekat, mungkin sudah dekat.

Dan tak boleh menangis lagi, tak boleh meratapi apa-apa yang sewajarnya disesali. Harus diganti tanpa tangisan yang sama saja melemahkan. Biar kudekap dengan kuat, kujabat erat-erat. Atau jika itu justru menyakitkan saat aku ingin menatapmu lekat, berlama-lama akrab.  Tetap itu menyakitimu. Biar, kulihat senyummu dari jauh. Dan lega bahwa semua baik-baik saja..

0 komentar: