Niat

kelak, saat lagi-lagi dirimu merasa bersalah, berdosa, dan bertanya kenpa harus masalah-masalah ada: bukalah lembaran ini. Lembaran pertama saat memulai ini. Lembaran niat, lembaran maksud, lembaran bismillah..

Berhentilah wid, berhentilah merisaukan hal kerdil seperti ini. Berhentilah merasa bersalah.. Berhentilah menjadi kalah.

karena akhirnya sampai detik ini, dirimu belum juga selesai diuji. Biarlah akhirnya engkau luruh dalam maksud hatimu yang paling lurus. Bahwa waktumu di sini, di dunia ini, sudah tak banyak lagi. Mengabadilah bersama kata yang kau ikat menjadi makna, yang berdoa menjadi amalan yang mengantarkanmu ke pintu surga.

agar sejuta rasa menjelma menjadi semilyar nyawa, bahwa kehadiranmu tidak sia-sia.

hah, susahnya meyakinkan diri sendiri. Karena seperti komentar seorang kawan, widya sudah terlalu takut jatuh. Makanya tak mungkin mengangkasa tinggi. Terlalu hati-hati, tapi akhirnya tak menemukan perjuangan yang hakiki.

setelah ini, berjalanlah hati-hati. Tapi teguh, teguh membuktikan pada hari, bahwa setelah jatuh pasti bangkit lagi. Agar iblis mencari jalan lain, tak sanggup ia merasuki niatmu yang bening...

pada janjimu menjadi muslimah sejati, pada janjimu menjadi hamba Allah yang berdedikasi, ummahat hebat.
pada janjimu membagi kenikmatan dipersahabatkan dengan Quran.
pada janjimu merenungi Shirah Nabawi.
pada ukhuwah yang manis. pada kesendirian yang membuatmu menggigil tangis.

lalu menjelma jadi bermilyar kata dengan irama surga. Nada-nada merdu kejujuran seorang hamba..

0 komentar: