Dakwah

Mungkin karena banyak alasan saya jatuh cinta pada Tarbiyah, sangat cinta. Walaupun ada banyak kesempatan untuk memilih jalan lain. Keluarga besar Mama yang cenderung ke NU, keluarga besar Papa yang kental Muhammadiyah.

Kemudian, di masa-masa peralihan dari SMA ke dunia kampus, diajak seorang saudari HTI. Dia sangat sudah kokoh HTI nya, sementara saya belum kukuh. Sempat terbakar kobaran semangatnya, akhirnya patah saat 'diselamatkan' oleh Pak Son.

Walaupun saat itu belum kokoh pijakan kaki di tarbiyah:
ajakan teman itu, penyelamatan dari Pak Son itu, akhirnya membantu saya memahat tarbiyah di hati. Hingga kini, saya semakin jatuh hati.


Yang setelah dipikir-pikir lagi, pernah 2 kali dalam hidup ini sangat ingin ke salafi. Apalagi untuk seorang saya yang sering dijuluki teman-teman sebagai akhwat ruhi. Saat PKL, corak kenangan interaksi antara saya dan harakah ini kembali mengimaji. Tiga pekan di sebelah kiri bapak 'netral', di sebelah kanan Jamaah Tablig yang kuat, bertemu ibuk yang sepertinya HTI taat, dan alhamdulillah dilindungi mbak lembut yang tarbiyah nan cinta liqoat.

Dan hari ini, saya mencintai tarbiyah berlipat-lipat.

Tanpa mengurangi rasa hormat dan cinta yang hangat pada saudara seiman di dalam pemahaman dan pergerakannya. Kita hanya mendapatkan yang kita niatkan, bukan ? Tak perlu saling melihat siapa yang lebih hebat, dan tolong jangan saling hujat. Cukup berfastabiqul khairat :)

Siapapun yang paling cepat sampai ke tujuan kita yang sama, boleh saling menumpang, ya kan ? :)

Karena aku mencintaimu, karena Rabb ku dan Rabb mu: Allah.
Karena ini jalanku dan aku ingin maut menjemput di titik tertinggi kecintaanku pada dakwah ini: husnul khatimah.
Dan kelak kita sama-sama bertemu: di jannah.
Menjumpai seorang insan termulia yang pernah ada: Rasulullah.

Seperti kitabku, kitabmu.. Al Quranul karim. Selama kau mencintai ini semua, maka aku mencintaimu juga.. Bukankah seperti itu juga engkau mencintaiku. Maka ku mohon, jangan lagi menyebut kami penipu umat. Kita menghajatkan kejayaan Islam, tidak saling melemahkan :')

Dalam tangisku, ternyata mengertilah betapa jalan ini tak pantas dipikul seorang hina yang terkecoh merasa dirinya mulia. Duhai saudara saudariku, menyatulah hati kita, karenaNya

dan Dia (Allah) yang mempersatukan hati mereka (orang yang beriman). Walaupun kamu menginfakkan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sungguh, Dia Mahaperkasa, Mahabijaksana
-Al Anfal:63-

Hampir aku putus asa melihat pola hubungan kita, dear. Ah, bahwa tak layak berputus asa melainkan orang yang ingkar. Sekali lagi tertegun, Dia Mahaperkasa, Mahabijaksana.

ya, bahwa kita bersaudara :')
aku percaya..

0 komentar: