Aku, kamu. Kita bukan orang yang sama. Lahir dan tumbuh dengan tempat
yang juga berbeda. Tapi walaupun sejuta bahkan seratus juta perbedaan
kita, asal ada satu saja persamaan kita, itu adalah segalanya.
dan yang satu itu, kita sama :)
Aku, kamu. Kebingungan, berputar-putar. Muter-muter.
Itu tidak salah, aku juga tak akan mengatakan bahwa kita hanya sekedar
berpolemik. Karena aku pun seringkali begitu. Tak sabar menuntaskan
tanyaku akan sesuatu. Kenapa begini, kenapa begitu. Dan itu wajar,
ukhtiy ku.
Aku, kamu. Aku, kamu. Aku, kamu.
Aku
ya aku, kamu ya kamu. Kita tidak saling memaksakan diri masing-masing.
Jadilah dirimu seutuhnya. Aku pun biar jadi diriku. Tidak ada yang akan
saling berkata, siapa yang lebih baik. Siapa yang paling benar.
Tapi
tetap tak boleh terlupa, satu kesamaan kita itu. Satu saja, tapi
segalanya. Maka betapapun bedanya kita, jika dibingkai dengan satu hal
itu, dimana lagi bedanya? Jangan menuhankan diri. Sampai kita berkata,
“aku memang begini. Gak mungkin memaksakan diri.”
Seperti
ini apakah?? Memaksakan diri untuk syariat memang sudah seharusnya kan,
karena itu kewajiban. Aku pikir kita tahu jawabannya. Mungkin kau saja,
mungkin kita berdua. Tentu lebih sering aku lah yang bertanya-tanya,
kau hanya tak tahu saja...
-maka berfatwalah dengan hatimu, aku pun akan menanyai hatiku-
0 komentar: