Gulai Baga

Ini tentang beliau.. yang sekiranya sudah menangis berarti sudah terlampau marah. dan itu sangat jarang. Hampir tak pernah malah.. tak akan ada tangis pecah jika hanya "sekedar marah", kecuali ditambahi kekecewaan..

ternyata, menyakiti itu memang mudah sekali. bahkan pada seorang yang paling dikasihi. Seperti pagi ini, dengan riang menceritakan kesibukan di kampus yang menyenangkan. Ukuwah dan mahabbah bersama para kawan-kawan. Sampai beliau menanyakan : baa gulai baga patang nak? Lai lamak lai kan??

dengan riang pun menjawab, "belum dimakan, Ma. Kan sibuk belakangan ini Ma."

setelah itu, aku masih ingin menceritakan banyak hal. Merasa tak ada yang salah. Sampai-sampai tak menyadari suara beliau mulai berubah dan ingin menyudahi:

"nanti Mama ulang lagi ya,, Mama mau ke belakang dulu."
suara yang aku yakin bercampur dengan tangis... Dan aku terbungkam..

mungkin dalam hati : ternyata begini jadinya, Nak. Dimasakkan hari Selasa Pagi. Dan Sabtu pagi belum kau makan??

Urutan dada. Luka dan air mata. Bercampur kecewa.
Aku terlalu pandai melupakannya.. gulai baga.. T.T

0 komentar: