Lebih Indah

Mungkin sering kulantunkan, bahwa aku mencintaimu karenaNya. Kutulis di atas kertas, atau kuselipkan dalam pesan singkatku padamu, atau kubiarkan hanya hatiku yang berucap.

Hmmm, aku benar-benar pernah menangis karena merindukanmu. Aku benar-benar pernah tersenyum mengingat satu dua episode kita. Aku benar-benar pernah sangat ingin meneleponmu. Aku benar-benar tak tahan ingin bertemu denganmu. Aku benar-benar pernah sesenggukan karena tak rela berpisah denganmu. Benar-benar pernah tak mau melepaskan pelukan atau rangkulanmu lebih dulu.

Percayakah kau dengan semua yang kuucapkan? Sakit sekali rasanya saat satu kali dua kali kita berbeda pendapat sampai harus agak bersitegang. Saat terdorong nafsu untuk mengatakan siapa di antara kita yang lebih baik. Aku benar dan kau salah.

Dan kubiarkan egoku menyakitimu. Kubiarkan saja.
Ternyata, walau berkali-kali kukatakan mencintaimu, tak ada tanda-tandanya dalam akhlakku. Aku yang jahat padamu. Aku yang senang mengacuhkanmu. Aku yang gembira bisa mengabaikanmu.

Saat kupikir aku sudah terlalu jauh menyimpang, aku hanya butuh mengingatmu. Mengingat sudah sejauh apa kau berjalan dan aku masih betah berdiam. Atau mengingat bagaimana kita di jalan ini. Saat bisa menangis bersama entah karena apa. Saat suatu hari di pangkuanmu aku benar-benar sesenggukan, tak bisa ditahan. Terlalu jauh saat itu jalan ini kutinggalkan.

saat rindu itu sungguh membelenggu.

-mungkin ada satu dua kau merasa apa yang kutuliskan tak pernah kita lalui bersama. Itu karena memang apa yang pernah menjadi kenyataan di antara kita jauh lebih indah dari yang kutuliskan. Jauh lebih indah.-

0 komentar: