Tunas

Malam ini, penat meminta waktu. Barangkali cukup untuk sedikit bercerita tentang dua nama.

Kak Farida. Ingin sekali berjumpa denganmu.. Bagaimana adik-adik TPA itu antusias mengisahkan kakak kepadaku semenjak dua tahun lalu, mungkin cukup menjadi alasan untuk ingin mengenalmu. Bahwa tak hilang dari memori mereka tentang kebaikan-kebajikan yang kau jejakkan di hati setiap tunas shalihah itu.

Sekalipun aku memang belum bertatap muka denganmu, tapi rindu sesungguh rindu. Tentang ikhlasmu, tentang tulusmu. Penilaian adik-adik yang jujur. Binar mata mereka saat berbincang tentangmu. Tak banyak yang kutahu, selain kebaikan yang terus diulang-ulang oleh mereka. Entah mengapa, merasa dikuatkan hanya dengan mendengar namamu saja. Dan aku merasa mengenalimu dalam doa. Rintihan kata padaNya agar aku memiliki semangat yang sama.

Yang kedua, pada kak Iwik (dewi Ratna), orang pertama yang menyemai tarbawi penuh makna, persis membidik-mengena. Dan memaksaku terus setia, setia menjaga apa-apa yang dulu kau tanam tepat di lahan jiwa. Kakak sekarang di mana kah, kakak sekarang apa kabar kah. Saksikan lah kami kak, tunas-tunasmu dulu. Teringat Rabithah pertemuan terakhir kita. Semoga ada menara cahaya syurga walau kini membentang jarak di dunia.

Saat lelah, saat payah. Selalu ada sejuta alasan untuk bertahan. Bahkan "hanya" dengan dua nama : kak Farida dan kak Dewi Ratna.

0 komentar: